OlehOleh Khas Lombok - Bingung mau beli buah tangan apa dari Lombok? Ini daftar rekomendasi oleh-oleh khas Lombok unik yang terkenal murah dan tahan lama wajib dibeli. Mulai dari mutiara, songket, kain tenun, gerabah, hingga makanan seperti manisan, dodol, abon, kue, susu kuda liar, dan madu, ada semua di sini. Saking menariknya, bisa-bisa bikin Anda kalap belanja.
Kerajinantangan merupakan salah satu karya seni yang dihasilkan melalui ilmu seni rupa baik 3 dimensi maupun 2 dimensi. Berbagai macam kerajinan tangan dapat ditemui dengan mudah di berbagai tempat. Kerajinan tangan adalah salah satu contoh seni rupa terapan yang dapat memiliki beraneka ragam fungsi selain fungsi keindahan di dalamnya.
Jenisjenis kain tenun yang dihasilkan adalah selendang lebar yang berfungsi sebagai selimut bagi laki-laki dan sarung untuk wanita. Selimut atau selendang juga digunakan sebagai penutup jenazah. Selain sebagai selimut dan pakaian yang dijual bebas di pasaran, kain tenun ikat juga digunakan sebagai perlengkapan upacara adat sebagai pakaian adat
Batik(atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik". Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam (hot wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya "wax-resist dyeing".. Batik Indonesia adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Menilik kain tradisional asli Indonesia, ada banyak sekali ragamnya, Bunda. Sebut saja ulos, songket, tenun, hingga batik. Hampir setiap wilayah di Indonesia menghasilkan kain khas tradisional di mana proses pembuatan dan fungsinya berkaitan erat dengan adat istiadat yang berlaku di wilayah tersebut. Seperti halnya kain tenun Lombok yang wajib bisa dibuat perempuan Suku Sasak sebagai syarat untuk bisa menikah. Penasaran seperti apa penjelasannya? Yuk, simak di sini! Falsafah Pembuatan Kain Tenun Lombok, Tanda Perempuan Sasak Boleh Menikah Kain Tradisional Lombok Foto Qori Annisa Wicita Lombok memiliki dua jenis kain tradisional, yakni kain tenun songket dan kain tenun ikat. Cara membedakannya adalah dari warna, motif, dan fungsinya. Kalau kain tenun songket Lombok umumnya penuh dengan warna fullcolor, terbuat dari benang katun yang berasal dari kapas, serta kaya akan warna perak dan atau emas. Sementara tenun ikat memiliki motif yang sederhana dengan kecenderungan bentuk motif berupa garis horizontal dan vertikal saja. Kesederhanaan itu juga menjalar dari kegunaannya yang lebih sering digunakan dalam keseharian masyarakat Suku Sasak, suku asli di Lombok. Artikel Terkait Kain Ulos, Si Penghangat Tubuh yang Menjadi Benda Sakral dalam Adat Material Kain Tenun Lombok Motif Subahnale, salah satu motif favorit kain tenun Lombok. Foto Tribun Kain tenun Lombok terbuat dari bahan-bahan alami, yaitu kapas pilihan yang dipintal menjadi gulungan benang sebagai bahan utamanya. Pintalan benang tersebut diwarnai menggunakan bahan pewarna yang berasal dari dedaunan, akar-akaran, biji-bijian, kulit pohon, dan juga yang lainnya yang sifatnya alami dan berasal dari alam. Misalnya saja, warna merah diambil dari sari biji pinang, akar mengkudu, kulit kayu, dan lainnya. Biru dari tanaman Indigofera tinctoria atau tanaman tarum. Sementara warna biru keabu-abuan dihasilkan dari tanaman suji dan daun mangga. Demikian selanjutnya hingga mendapatkan ragam warna yang lebih beragam. Setelah mendapatkan warna yang diinginkan, pintalan benang tadi dicelupkan ke dalam beberapa ember yang sudah diisi dengan berbagai macam warna. Tahapan pewarnaan ini tidaklah lama, hanya beberapa hari saja hingga benangnya kering setelah diwarnai. Artikel Terkait Menilik 5 Fakta Songket, Kain Khas Palembang Berharga Fantastis Proses Pembuatan Kain Tenun Foto First Lombok Tour Selain bahan dan warnanya yang dibuat dari bahan-bahan alami, proses pembuatan kain tenun Lombok juga masih menggunakan alat-alat tradisional yang sangat sederhana. Alat pemintal benangnya saja masih menggunakan potongan bambu yang dirangkai dengan benang juga yang dibuat menyerupai roda yang dapat diputar secara manual oleh si pembuat. Setelah benang diwarnai, benang kemudian ditata dalam alat penenun. Tahapan penenunan kain tenun Lombok inilah yang prosesnya agak lama, yaitu membutuhkan waktu sekitar satu minggu hingga satu bulan, sesuai dengan tingkat kesulitan motif dan ukuran kain yang diinginkan. Itu proses pembuatan kain tenun songketnya, sedangkan pembuatan kain tentun ikatnya beda lagi. Untuk mendapatkan motif yang diinginkan, pengrajin harus mengikat bagian benang, kemudian mencelupkan bagian yang tidak diikat ke dalam zat pewarna. Tahapan ini dilakukan berulang kali dan membuat ikatan lain lalu diwarnai lagi hingga mendapatkan motif bergaris yang khas. Proses ini biasanya bisa diselesaikan cukup 1 hari saja untuk ukuran kain kurang-lebih 3 meter. Hal yang unik, proses pembuatan kain tenun ikat ini dikerjakan oleh kaum laki-laki lho, bukan perempuan. Keahlian Menenun Diteruskan Turun-Menurun Foto Merah Putih Keahlian menenun para penenun di Lombok ini didapatkan secara turun-temurun, yakni dari orangtua atau kakek-nenek mereka. Wajib bagi generasi selanjutnya untuk meneruskan estafet kemampuan menenun, karena ini bagian dari adat istiadat suku di Lombok juga, yaitu Suku Sasak. Masyarakat Sasak, khususnya kaum perempuannya, banyak yang ahli menenun. Mereka wajib menerima ajaran ini sejak masih anak-anak. Bahkan ada aturan adat yang menyebutkan bahwa seorang perempuan Sasak harus berhasil menenun setidakynya 3 kain sebagai syarat menikah. Jika belum berhasil, artinya mereka belum mampu untuk berumahtangga. Kemampuan ini diajarkan kepada para perempuan Suku Sasak juga dengan maksud agar mereka tidak pergi jauh dari lingkungan sukunya. Dengan demikian, keahliannya menenun bisa menjadi alternatif untuk menopang perekonomian keluarganya, serta menunjang aktivitas keharian mereka seperti digunakan dalam acara adat, beribadah, membedong bayi, selimut, serta penutup jenazah. Artikel Terkait Fakta Menarik Kain Sasirangan Khas Banjar, Asal Usul hingga Arti Warnanya Desa Penghasil Kain Tenun Lombok Foto Datu Lombok Tour Saat jalan-jalan ke Lombok banyak orang mengincar untuk mendatangi pulau Gili untuk menyelam atau naik ke Gunung Rinjani. Lombok memang memiliki banyak destinasi alam yang luar biasa. Tapi satu lagi yang tidak boleh Anda lewatkan adalah mampir ke Desa Sade dan Desa Sukarara, dua desa terbaik penghasil kain tenun Lombok. Kedua desa ini juga disebut sebagai rumah bagi Suku Sasak, suku asli pulau Lombok. Jarak Desa Sade sendiri hanya 5 kilometer dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, nih, Bunda. Sejak dahulu kala, kepiawaian pengrajin kain tenun di sana sudah mendapat ancungan jempol. Selain keindahan alamnya yang luar biasa, dari kedua desa ini para wisatawan bisa belajar tentang adat-istiadat Suku Sasak dan juga belajar membuat kain tenun. Satu lagi yang tak bisa dilewatkan, berbelanja kain tenun tentunya! Demikian penjelasan lengkap mengenai kain tenun Lombok. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat. ***** Baca juga Bangga! Dior Gunakan Kain Endek Bali untuk Koleksi Fashion Teranyar 4 Fakta Menarik Serta Jenis-Jenis Kain Tenun Suku Dayak yang Indah Kain Ulap Doyo, Kain Tradisional Suku Dayak Benuaq yang Terbuat dari Daun Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Lombok bukan hanya terkenal dengan berbagai wisata pantai Lombok yang mempesona. Terdapat jenis wisata lainnya termasuk daya tarik budaya dan produk kerajinannya. Daerah ini memang memiliki kebudayaan yang khas dan menghasilkan produk kerajinan yang beberapa diantaranya dibuat dengan motif yang sesuai dengan kebudayaan industri kerajinan di Lombok ini dihasilkan oleh beberapa desa wisata. Jadi, desa wisata ini sekaligus menjadi tempat bagi industri produk khas budaya. Berikut beberapa desa wisata di Lombok yang memiliki industri kerajinan khas Lombok. 1. Dusun SadeDusun Sade terletak di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Jika Anda sering berkunjung ke Lombok tentu tidak asing dengan Dusun satu ini, yaitu Dusun Sade. Karena keunikannya yang mana masyarakat yang sangat kental akan adat suku sasak menjadikannya salah satu destinasi wisata budaya di sebagai wisata budaya, Dusun Sade juga bisa dikategorikan sebagai wisata industri kerajinan di Lombok karena dusun ini menjadi salah satu sentral dari produksi kain tenun khas Lombok. Biasanya kain-kain tersebut ditenun oleh para wanita yang tinggal di daerah menenun merupakan keahlian turun-temurun yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Karena hal tersebut menjadi bagian dari adat itu sendiri. Keahlian ini dikenalkan oleh suku sasak pada anak-anak mereka sejak Khas Lombok, sumber First Lombok TourBagi seorang wanita, kemampuan menenun adalah sebuah kewajiban. Bahkan mereka beranggapan bahwa wanita yang belum memiliki keahlian menenun berarti belum mampu untuk berumah tangga. Wanita suku sasak diajarkan demikian karena mereka tidak diperbolehkan untuk pergi jauh dari lingkungan menenun merupakan aktivitas yang diharapkan mampu mendukung roda perekonomian keluarga. Juga sebagai aktivitas produktif keseharian mereka. Para wisatawan yang berkunjung ke Dusun Sade bisa langsung tahu bagaimana cara pembuatan kain tenun tradisional khas suku sasak dan juga bisa mencoba langsung dalam proses pembuatan .Kain tenun tradisional khas suku sasak terbuat dari bahan-bahan yang alami. Bahan utama dari pembuatan kain tersebut adalah kapas pilihan, dari kapas-kapas tersebutlah nantinya akan dihasilkan benang-benang yang selanjutnya akan mulai warnanya, kain tenun khas lombok menggunakan pewarna yang alami juga. Berasal dari dedaunan, akar-akaran, biji-bijian, kulit pohon, dan lain sebagainnya. Semua bahan pewarna tersebut dapat diperoleh dari alam sekitar tempat masyarakat Desa SukararaSelain Dusun Sade, penghasil tenun terbaik lainya adalah desa wisata Sukarara. Desa Sukarara terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Jika Anda memilih titik keberangkatan dari Mataram, jaraknya sekitar 25 Kilometer dan membutuhkan sekitar 40 menit perjalan menggunakan kendaraan untuk sampai di Desa tenun yang dihasilkan oleh produksi Desa Sukarara memiliki keunikan tersendiri seperti terdapat benang emas dalam motif tenunnya. Meski secara garis besar tidak ada banyak perbedaan dengan motif hasil tenunan dari daerah tenun Sukarare pun memiliki kerumitan yang berbeda dengan motif tenun yang lain. Hasil tenunannya juga sangat halus. Bagi Anda yang menginginkan berwisata sambil mencari oleh-oleh, maka tidak ada salahnya untuk berkunjung ke Desa Desa BelekaMasih berada pada kawasan Lombok bagian tengah, wisata industri kerajinan di Lombok berikutnya adalah Desa Beleka, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. Berbeda dengan sebelumnya, jika Anda berkunjung ke Desa Beleka, disana Anda akan mendapatkan banyak para pengrajin Khas Beleka Lombok, sumber jenis anyaman dapat Anda temukan di Desa Beleka Lombok Tengah, mulai dari peralatan rumah tangga, pernak-pernik dekorasi, hiasan dinding, dan masih banyak anyaman lainnya. Bahan dasar dari pembuatan anyaman tersebut adalah rotan dan anyaman yang paling banyak diminati adalah kecupu, yang berbentuk bulat dan biasanya digunakan sebagai wadah untuk tempat tembakau. Namun pengrajin anyaman Desa Beleka berinovasi agar tidak terlihat kaku dalam satu bentuk, sehingga mereka juga membuat variasi lain seperti tas dan bentuk lainnya yang lebih menarik dan Desa Mambalan Gunung SariWisata industri Lombok selanjutnya adalah Kecamatan Gunung Sari yang berada di Lombok Barat. JIka Anda berkunjung ke Kecamatan Gunung Sari, disana Anda akan menemukan banyak para pengrajin bambu. Berbagai jenis kerajinan dapat Anda temukan di Kecamatan Gunung Sari seperti tempat tidur, kursi, meja, paga, dudukan lampu, tempat duduk, dan masih banyak lagi kerajinan sampai ke lokasi, Kecamatan Gunung Sari tidak jauh dari kota Mataram, jika diperkirakan dari gerbang perbatasan Kota Mataram untuk menuju lokasi pengrajin membutuhkan sekitar 10 menit Desa BanyumulekDesa Banyumulek adalah desa yang terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Desa Banyumulek merupakan sentra industri gerabah di Pulau Lombok sejak tahun 1990-an, di mana 80% penduduknya terjun dalam pekerjaan menuju Desa Banyumulek sangatlah mudah. Jika Anda menginap di daerah Kota Mataram, Anda akan membutuhkan waktu sekitar 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan untuk sampai di Desa Maling Khas, sumber Jalajah NusaeKarya gerabah desa Banyumulek yang dihasilkan sangat bervariasi seperti vas bunga, gentong, celengan, kap lampu, hiasan dinding, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat juga produk khas yang hanya anda bisa temui di Desa Banyumulek, yaitu Kendhil Maling memiliki bentuk yang unik yaitu lubang yang berada pada dasar Kendhil, lubang tersebut digunakan untuk memasukan air ke dalam kendhil. Filosofi dari kendi tersebut adalah seperti cara aneh seorang maling untuk memasuki sebuah rumah lewat atap atau jendela, bukan lewat pintu. Uniknya, desain yang ada pada Kendhil Maling tidak membuat air yang ada dalam kendhil keluar saat kendhil tersebut diletakkan yang dihasilkan terbuat dari tanah liat dan air yang dengan mudah didapat di daerah sekitar desa. Begitu juga dengan pewarna yang digunakan, pewarna yang digunakan adalah pewarna alami seperti biji asam yang melalui proses pemasakan terlebih dahulu. Namun akhir-akhir ini, beberapa pengrajin juga mulai untuk menggunakan bahan pewarna buatan yang diperoleh dari desa Anda ingin berwisata sekaligus mengetahui tentang pembuatan gerabah, tentu Desa Banyumulek menjadi salah satu rekomendasi tujuan wisata Anda. Lebih dari itu,di sana juga terdapat beberapa pengejarin yang membuka kursus bagi para pengunjung yang ingin mengetahui secara detail pembuatan gerabah ini.
Home Fashion Krisyanti Asri Beautynesia Minggu, 13 Feb 2022 0800 WIB Kain tenun merupakan kerajinan tangan khas dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satu yang terkenal adalah Kain Tenun Sasak, yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Karena sudah mencari ciri khas, kerajinan kain tenun ini dapat dijumpai hampir di semua rumah penduduk yang mayoritas merupakan Suku Sasak. Jadi tidak heran jika di teras rumah mereka terdapat lembaran kain berwarna-warni serta seperangkat alat tenunnya yang masih sangat tradisional. Motif pada kain tenun ini sangat beragam. Bahkan salah satu motifnya dapat kita jumpai pada Sirkuit MotoGP Mandalika. Keren banget kan? Yuk kita kenalan lebih jauh dengan kain tenun Sasak, pembuatan, ragam motif, serta kegunaannya untuk masyarakat Suku Sasak. Kerajinan Yang Diwariskan Turun MenurunPengrajin Kain Tenun Sasak/Foto tenun Sasak sudah dikenakan oleh masyarakat Lombok sejak jaman peradaban Hindu di Indonesia. Warisan leluhur ini kemudian diturunkan ke berbagai lintas generasi. Para penenun rata-rata adalah perempuan yang sudah dididik untuk menenun sejak usia belasan tahun. Adat setempat mengatakan keahlian menenun menjadi syarat wajib bagi perempuan yang akan menikah. Ragam Tenun SasakSongket Sasak/Foto 2 macam kain tenun Sasak, yaitu Tenun Ikat dan Songket. Yang membedakan dari keduanya adalah ragam warna, motif, dan kegunaannya. Tenun Ikat mempunyai warna cerah dan bermotif garis horizontal dan vertikal. Masyarakat Sasak menggunakan kain tenun ikat untuk keperluan sehari-hari seperti sarung, selimut, dan kain untuk menggendong bayi. Kain Songket Sasak digunakan untuk upacara adat dan acara-acara penting jenis kain ini mempunyai warna yang lebih beragam, dibuat oleh benang berwarna emas dan perak. Motifnya rata-rata adalah aneka bunga dan pucuk tanaman, serta pola garis dengan bentuk tertentu. Proses Pembuatan Alami, Panjang, dan RumitPembuatan kain tenun Sasak masih menggunakan cara tradisional dan tanpa bantuan mesin. Karenanya, dibutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu sampai 1,5 bulan untuk membuat selembar kain tenun. Lama pengerjaan tergantung dari tingkat kerumitan motifnya. Semakin rumit, semakin lama pengerjaannya. Tahap pertama pembuatan kain tenun Sasak adalah memintal benang dari kapas. Benang yang sudah terbentuk kemudian digulung. Selanjutnya dimulai proses menenun, dengan memasukkan benang satu persatu menjadi selembar kain yang padat. Proses berikutnya adalah membentuk motif dari benang nilon. Selain proses pembuatannya yang tradisional, semua bahan pembuatan serat kain serta pewarnaannya masih menggunakan bahan-bahan alami. Benangnya dibuat dari kapas yang dipintal. Proses pewarnaan juga menggunakan perwarna alami seperti kunyit, getah pohon, daun sirih, daun pandan, dan kulit buah manggis untuk mendapat warna ungu yang cantik. Motif Keker di Sirkuit MandalikaSongket Sasak Motif Keker/Foto NTBPada tanggal 18 - 20 Maret 2022, Indonesia akan menjadi tuan rumah balapan MotoGP yang bertempat di Sirkuit Mandalika. Ada satu fakta menarik dari pembuatan sirkuit ini lho! Pada run-off area atau aspal bagian luar dari tikungan ke-15 dan 16, terdapat salah satu pola garis dari motif kain tenun Sasak. Pola garis ini diambil dari kain tenun Motif Keker, yaitu motif bergambar burung merak saling berhadapan dan bernaung di bawah klasik kain tenun ini dibuat dari benang perak di atas kain berwarna merah maroon. Pada tikungan sirkuit Mandalika, pola garis Motif Keker ini dibuat di atas cat berwarna merah dan garisnya berwarna putih. Kamu bisa melihat pola garis ini dengan jelas dari foto udara. [GambasVideo Beautynesia]Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!Pilihan RedaksiSeperti Baru, Begini Kiat Menjaga Baju Batik Agar Tak Mudah PudarBeda Gaya Sheila Dara dan Yura Yunita dengan Gaun Pengantin Penuh Payet, Siapa Favoritmu?5 Jenis Bahan Kulit yang Terkenal di Industri Fashion raf/raf Komentar Belum ada yang pertama memberikan komentar. RELATED ARTICLE
Sobat Pesona sudah tahu dong kalau Suku Sasak adalah suku asli yang mendiami Pulau Lombok. Etnis ini menjunjung tinggi keahlian menenun, bahkan sudah mengajarkan kemampuan menenun pada anak-anak perempuan sejak usia dini, lho! Tak heran kalau pada akhirnya mereka menjadi penenun yang piawai. Konon nama Sasak memang memiliki kaitan erat dengan tenun-menenun yang disebut sebagai sèsèk. Kata sèsèk ini berasal dari kata “sesak” atau “sesek”. Menenun khas suku Sasak memang dilakukan dengan cara memasukkan benang satu-persatu yang disebut dengan sak sak. Lalu benang tersebut dirapatkan hingga sesak dan padat. Bahkan alat tenun yang digunakan pun mengeluarkan bunyi, sak…sak…ketika sedang digunakan. Namun rujukan penyebutan nama Sasak yang pertama kali konon terdapat dalam Prasasti Pujungan yang ditemukan di Tabanan, Bali. Prasasti ini diperkirakan berasal dari abad ke-11. Selain itu, kata Sasak juga ditemukan di dalam Kitab Negara Kertagama. Bagi suku Sasak, kain tenun amat berhubungan dengan budaya. Di beberapa desa yang masih mempertahankan adat, para perempuan lazim mengenakan kain tenun sebagai pakaian sehari-hari. Selain itu, beberapa upacara adat dan keagamaan pun menggunakan kain adat sebagai sarananya. Karena menjadi bagian dari adat itu sendiri, keahlian menenun diwariskan dari generasi ke generasi suku Sasak sejak dini. Maka tak jarang kita temui anak-anak perempuan berusia 9 tahun sudah aktif menenun. Maklum saja, bagi seorang wanita Sasak, kemampuan menenun adalah sebuah kewajiban. Bahkan mereka beranggapan bahwa seorang perempuan Sasak yang belum bisa menenun berarti belum mampu untuk berumahtangga. Sebelum menikah, perempuan Suku Sasak Lombok harus membuat tiga sarung tenun. Satu untuk diri sendiri, satu untuk suami, dan satu lagi untuk mertua perempuan. Ragam motif kain tenun Sasak dipengaruhi agama yang dianut suku ini. Sebelum masuknya Islam, motif kain tenun didominasi motif tumpal/pucuk rebung mirip deretan gunung sebagai perwujudan Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran dan motif hewan seperti burung. Motif tumbuh-tumbuhan, seperti sulur, pucuk rebung, pohon hayat, dan bunga bersusun delapan seperti bintang mendominasi setelah masuknya agama Islam. Sementara itu, motif geometris hanya ada pada kain pelekat. Para wanita perajin suku Sasak masih mempertahankan peralatan serba tradisional, mulai alat memintal benang hingga penenunan. Kain tenun Sasak Lombok punya tekstur tebal, tidak mudah kusut, dan tak mudah luntur. Hal itu dihasilkan dari teknik pembuatan kain yang dilakukan para perempuan Sasak. Kualitas tenun pun sangat baik dengan kerapatan benang yang padat. Karena itu, pengerjaan sehelai kain berukuran 60 x 200 cm memakan 2-4 minggu, bergantung pada kerumitan motif. Belakangan di Lombok juga dijual kain buatan luar suku Sasak yang dibuat mirip namun hanya dibuat dalam waktu tiga hari saja. Walau harganya jauh lebih murah, tentu tidak dapat menandingi kain tenun asli Sasak yang memiliki susunan benang yang ditenun sangat rapat agar kain awet. Baca juga Pecinta Kain Tenun Wajib Mengunjungi 5 Desa Tenun DiIndonesiaAja Berikut Ini! Kualitas kain tenun tentu berbanding lurus dengan tingkat kesulitan, keahlian dan kesabaran yang diperlukan dalam pembuatannya. Maka tak heran harga kain tenun asli Suku Sasak terbilang cukup mahal, hingga mencapai jutaan rupiah. Namun selain nilai ekonomi dan kualitas, kita juga harus belajar menghargai nilai-nilai luhur dan tradisi yang terkandung di dalamnya. Selain itu, membeli produk asli Indonesia ini tentu juga akan berdampak positif bagi pengrajin suku Sasak itu sendiri. Sobat Pesona, saat nanti berkunjung ke Lombok, jangan lupa membeli sehelai tenun Sasak sebagai cendera mata, ya! Kain Tenun Sasak Clue Selain kainnya memang indah, kemampuan membuatnya jadi penanda kedewasaan perempuan Suku Sasak
kerajinan yang dihasilkan perempuan di lombok adalah kain